History

2015

Mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Pada tahun 2015 didirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ma’had An-Nur dengan memadukan kurikulum pesantren dan sekolah. Madrasah ini diampu secara langsung oleh KH. Muslim Nawawi dalam hal tahfidzul quran yang bertempat di komplek At-Thariq Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem.

Komplek Attariq
2014

Mendirikan Puskestren

Puskestren merupakan akronim dari Pusat Kesehatan Pesantren. Puskestren didirikan pada tahun 2014 oleh pondok pesantren atas kebutuhan masyarakat pesantren dan warga setempat.

2002

Mendirikan Perguruan Tinggi

Berawal dari keberhasilan membuat lembaga sekolah formal mulai dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Umum dan Keagamaan, sekaligus melihat kebutuhan santri dan perkembangan zaman dengan segala bentuk kebaruannya. Maka pada tahun 2002 KH Nawawi mendirikan lembaga perguruan tinggi dengan Sekolah Tinggi Ilmu al-Qur’an (STIQ) An Nur. Saat itu dimulai dengan membuka dua jurusan yakni Tarbiyah dan Ushuludin. 

Pendirian perguruan tinggi ini juga bertujuan agar para santri yang ingin kuliah, namun juga tetap bisa aktif mengikuti program menghafal Al-Qur’an. Sehingga dalam proses pendidikan di perguruan tinggi tersebut tetap ada program Tahfizul Quran untuk menunjang sekaligus memberikan fasilitas kepada para santri yang ingin menghafalkan Al-Qur’an. STIQ An-Nur diresmikan oleh KH. Said Aqil Husain al-Munawwar pada 15 Mei tahun 2003. 

Pada tahun 2017 sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Islam nomor 1925, STIQ An-Nur resmi beralih status menjadi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) An-Nur dengan membuka tiga fakultas yakni Ushuludin, Tarbiyah dan Ekonomi Bisnis Islam, dengan program studi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Ilmu Hadis, Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah. 

1996

Berdirinya Madrasah Aliyah (MA) Al-Ma’had An-Nur

Madrasah  Aliyah (MA) Al Ma’had An-Nur didirikan pada tanggal 22 Oktober 1996. Lokasi gedung MA berada dalam satu kompleks dengan MTs. Berdirinya MA ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan para siswa lulusan MTs yang nantinya melanjutkan jenjang studi Aliyah. Sejak membuka kelas pertama pada tahun ajaran 1996/1997 sampai 1999/2000, MA An-Nur dipimpin oleh Zainal Abidin, S. Ag.

Pada saat itu MA Al Ma’had An-Nur hanya mempunyai satu jurusan yakni IPS, sehingga disebut sebagai MAU (Madrasah Aliyah Umum), dan pada tahun 1999 didirikanlah Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) yang dipelopori oleh KH Kharis Masduki, M.SI., yang merupakan salah satu menantu KH Nawawi.

1994

Berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ma’had An-Nur

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Ma’had An-Nur yang berada dalam naungan yayasan Al-Ma’had An Nur, berdiri pada tahun 1994 di kampung Ngrukem, Pendowoharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta. Sebagai lembaga pendidikan setingkat SMP, MTs An-Nur mempunyai tujuan untuk dapat membekali para siswa dengan Ilmu Pengetahuan – Teknologi (IPTEK) dan Iman – Taqwa (IMTAQ), mendidik siswa agar menjadi pribadi yang beriman, berilmu dan beramal saleh. MTs ini mulai membuka kelas pertamanya berdasarkan izin operasional yang dikeluarkan melalui SK Kepala Kantor Wilayah Kanwil Departemen Agama (Kanwil Depag) Provinsi DIY nomor: 24/KTSP/1994 tentang Persetujuan Pembukaan MTs Al-Ma’had An-Nur Tahun Ajaran 1994/1995 di bawah pimpinan ketua yayasan.

Berdirinya MTs Al-Ma’had An-Nur ini tidak terlepas dari peran besar KH. Yasin Nawawi sebagai putra yang mempunyai keinginan untuk mewujudkan lembaga pendidikan di Pesantren An-Nur, oleh karena itu dalam masa perintisan, KH. Yasin yang kali pertama menjadi kepala sekolah MTs. Al-Ma’had and Nur. Lalu pada tahun ajaran 1996/1997 Drs. Zainuri (alm.) menjadi kepala MTs An-Nur menggantikan KH. Yasin. Akreditasi sebagai tolok ukur penyelenggaraan pendidikan dilakukan (tahun 1997) setelah MTs An-Nur mengikuti Ebta/Ebtanas angkatan pertama dengan jenjang akreditasi “terdaftar”. Tahap berikutnya (th. Pelajaran 1998/1999) MTs An-Nur kembali melakukan akreditasi dan mendapatkan piagam jenjang akreditasi status “disamakan”. Berbagai usaha dalam mengembangkan manajemen madrasah terus ditingkatkan, khususnya yang terkait kurikulum kepesantrenan. Hal ini dimaksudkan agar karakter keilmuan siswa yang juga sekaligus santri dapat terbentuk sesuai dengan visi dan misi yayasan Al Ma’had An-Nur yang berbasis pesantren. 

1996

Berdirinya TPQ An-Nur

Pesantren An-Nur mendirikan Taman Pendidikan Quran anak-anak yang diberi nama TPQ An Nur. Hal ini berawal dari salah satu santri yang dimintai tolong untuk memberikan pembelajaran terhadap beberapa anak warga sekitar kompleks Pesantren An-Nur yang saat itu bertempat di pendopo milik Bapak Subito. Lambat laun banyak anak-anak yang mengikutinya sehingga di tahun 1994 secara resmi didirikanlah TPQ An-Nur yang bertempat di pendapa milik Bapak Subito. Pada saat itu metode yang digunakan adalah Qira’ati, dengan mendatangkan ustaz untuk memberikan pelatihan terhadap para calon guru yang mengajar di TPQ tersebut. 

Namun, lambat laun metodenya diganti dengan menggunakan metode an-Nahdliyah, dan sekarang diganti lagi menggunakan metode Yanbu’a. Sampai saat ini TPQ AnNur masih berjalan dengan baik dan sudah banyak mewisuda anak-anak Dusun Ngrukem dan sekitarnya. 

1983

Berdirinya Madrasah Diniyah Al-Furqon

Madrasah Diniyah al-Furqan berdiri tahun 1983 yang terbagi menjadi dua marhalah, yakni Marhalah tahfid dan Marhalah diniyah. Marhalah tahfiz diperuntukkan kepada santri yang menghafalkan Al-Qur’an, sedangkan marhalah diniyah diperuntukkan kepada santri yang tidak menghafalkan Al-Qur’an. 

Pada awal berdirinya lembaga pendidikan Madrasah Diniyah al-Furqan, selama tiga tahun kegiatan belajar-mengajar diadakan di rumah-rumah milik penduduk. Lalu, pada tahun 1985, tidak lama setelah Kiai Nawawi pulang dari ibadah haji, Madrasah Diniyah al-Furqan telah mempunyai gedung sendiri yang dibangun di atas kas desa dengan status sebagai hak pakai pada tahun 1986, hal ini berkat perjuangan dan jasa KH. Bashir alm. (suami dari Nyai Umi Azizah) dan Subito alm. beserta gotong royong masyarakat setempat. 

Adapun materi pelajaran yang diberikan kepada para santri disesuaikan dengan marhalahnya. Marhalah tahfiz terbagi menjadi empat kelas, secara umum mata pelajaran yang diberikan adalah ilmu-ilmu keislaman, yakni dalam bidang gramatika bahasa Arab seperti Jurumiyah, ‘Imrithi, dan AlfiyahKailaini, dan QawaidulI’lal, dalam ilmu kalam seperti Jawahirul KalamSanusiUmmul Barahain, bidang fikih yakni fathul Qarib, bidang tafsir menggunakan kitab tafsir Jalalain, dan dalam bidang tasawuf menggunakan kitab Syarah Hikam Ibnu ‘Athaillah karya al-‘abbadi. Sedangkan untuk marhalah diniyah, secara umum sama dengan marhalah tahfiz, namun hanya saja terdapat penambahan mata pelajaran seperti akhlak, hadis, dan keterampilan menulis khat Arab.

1978

Peresmian Pesantren An-Nur

Berdirinya pesantren An-Nur dimulai dari pembangunan pondok putri yang sudah selesai, terdiri atas satu musala, tiga kamar, dan kamar mandi beserta sumurnya.

Pada tanggal 2 April 1978 hari Ahad Paing diadakanlah peresmian Pondok Pesantren An-Nur yang dibarengi dengan acara pengajian Ahad Paing di Pesantren An Nur. Pengajian Ahad Paing biasanya diisi dengan pembacaan tahlil dan pengajian oleh Kiai Mabarun dengan mengaji tafsir, namun pada acara peresmian tersebut memang pengajian tafsir diliburkan dan diisi dengan acara peresmian Pesantren An Nur. Pada acara tersebut, prosesi peresmian Pondok Pesantren An-Nur diresmikan oleh KH Ali Makshum Krapyak yang kemudian ditandai dengan pemasangan Mustaka di musala pesantren. 

Dalam acara peresmian tersebut, disaksikan oleh para kiai dan tokoh-tokoh Kota Bantul, pejabat desa, kementerian Agama Bantul, pejabat KUA Bantul, dan banyak dari masyarakat An-Nur dan sekitarnya, yang kurang lebih berjumlah 300 orang. Di tahun tersebut santri putri telah berjumlah 28 orang dan enam orang di antaranya telah mengkhatamkan hafalan al-Qur’an, di antaranya; adalah Walidjah, Zainah, Hafsoh, dan Binti Nafi’ah (putri KH Nawawi yang keempat).